
Sumber: antaranews.com
Faktabiz – Upaya memperkuat hubungan diplomatik dan kerja sama regional kembali dilakukan oleh China, Jepang, dan Korea Selatan melalui pertemuan tingkat menteri luar negeri. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, menyatakan bahwa pertemuan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan bagi stabilitas kawasan serta mendorong kerja sama yang lebih erat antara ketiga negara.
Mao Ning menjelaskan bahwa ketiga negara tersebut memiliki keterkaitan yang erat karena posisinya sebagai negara tetangga yang saling berdampingan serta sebagai ekonomi utama di kawasan Asia Timur dan dunia. Menurutnya, pertemuan ini tidak hanya akan membawa manfaat bagi masyarakat ketiga negara, tetapi juga mendukung perdamaian, stabilitas, serta kemakmuran di tingkat regional maupun global.
Dalam pertemuan yang berlangsung di Tokyo pada Sabtu (22/3), Menteri Luar Negeri China Wang Yi, Menteri Luar Negeri Jepang Takeshi Iwaya, serta Menteri Luar Negeri Korea Selatan Cho Tae-yul membahas berbagai isu penting. Beberapa topik yang menjadi agenda utama mencakup program senjata nuklir Korea Utara, konflik Rusia-Ukraina, serta isu perdagangan. Selain itu, diskusi ini juga bertujuan membuka jalan bagi pertemuan tingkat tinggi trilateral yang lebih luas di masa mendatang.
Mao Ning menyebut bahwa sejak Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Trilateral China-Jepang-Korea Selatan ke-9 yang berlangsung pada Mei tahun sebelumnya, kerja sama di berbagai sektor telah mengalami kemajuan yang positif. Oleh karena itu, dalam pertemuan ini, para menteri luar negeri bertukar pandangan mengenai berbagai isu yang berkaitan langsung dengan ketiga negara, termasuk masalah regional dan internasional yang menjadi kepentingan bersama.
China menegaskan kesiapan mereka untuk bekerja sama lebih erat dengan Jepang dan Korea Selatan dalam berbagai aspek. Beberapa bidang yang menjadi fokus kerja sama meliputi pertukaran budaya dan masyarakat, pembangunan berkelanjutan, perubahan iklim, kerja sama di sektor ekonomi dan perdagangan, kesehatan publik serta perawatan lansia, pengembangan sains dan teknologi, transisi digital, hingga bantuan dan mitigasi bencana. Menurut Mao Ning, berbagai langkah konkret perlu diambil guna memperbesar potensi kerja sama antara ketiga negara tersebut.
Dalam konteks geopolitik, Jepang dan Korea Selatan diketahui sebagai sekutu dekat Amerika Serikat, di mana ribuan pasukan militer AS ditempatkan di wilayah mereka. Sementara itu, China sebagai ekonomi terbesar kedua di dunia kerap dipandang sebagai tantangan dalam konteks keamanan regional.
Di samping pertemuan trilateral ini, Menteri Luar Negeri Jepang, Takeshi Iwaya, juga dijadwalkan bertemu secara bilateral dengan Wang Yi untuk membahas kebijakan larangan impor makanan laut dari Jepang yang diterapkan oleh China. Larangan tersebut diberlakukan setelah pembuangan air limbah dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima pada tahun 2023.
Terkait hubungan bilateral antara China dan Jepang, Mao Ning menegaskan bahwa interaksi kedua negara menunjukkan tren yang lebih baik dalam beberapa waktu terakhir. Pihaknya berharap Jepang dapat terus bekerja sama dengan China berdasarkan pemahaman bersama yang telah disepakati oleh para pemimpin kedua negara.
Sebagai bagian dari upaya mempererat hubungan, China telah memberlakukan kebijakan bebas visa sepihak bagi turis asal Korea Selatan dan Jepang. Selain itu, masa tinggal bagi wisatawan dari kedua negara tersebut diperpanjang hingga 30 hari. Sementara itu, Korea Selatan mengumumkan bahwa mereka berencana menawarkan kebijakan bebas visa bagi turis asal China pada kuartal ketiga tahun 2025 guna mendorong sektor pariwisata.
Pertemuan ini menunjukkan komitmen ketiga negara dalam meningkatkan kerja sama di berbagai bidang serta menjaga stabilitas di kawasan. Melalui diskusi yang konstruktif, diharapkan hubungan diplomatik antara China, Jepang, dan Korea Selatan dapat semakin erat serta memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat dan dunia internasional.