
Sumber: antaranews.com
Faktabiz – Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina melaporkan bahwa sejumlah ambulans mereka terhambat pergerakannya akibat pengepungan yang dilakukan oleh pasukan Israel di sebuah wilayah yang baru saja menjadi target serangan udara di Kota Rafah, Gaza Selatan. Insiden tersebut terjadi pada Minggu, saat tim medis berusaha memberikan bantuan darurat kepada korban serangan.
Menurut keterangan organisasi tersebut, pasukan Israel menghalangi ambulans yang tengah menuju daerah Al-Hashashin, Rafah, untuk merespons serangan yang baru saja terjadi. Akibatnya, beberapa paramedis yang bertugas mengalami luka-luka, meskipun jumlah pasti korban serta tingkat keparahan cedera mereka masih belum dapat dikonfirmasi.
Selain itu, organisasi tersebut juga mengungkapkan bahwa komunikasi dengan tim penyelamat terputus, membuat mereka terjebak selama beberapa jam tanpa kepastian kondisi mereka. Kejadian ini semakin memperburuk situasi kemanusiaan yang telah kritis di Gaza, di mana fasilitas kesehatan dan tenaga medis kerap menjadi sasaran serangan.
Sejak serangan militer Israel di Gaza dimulai, fasilitas kesehatan, kendaraan ambulans, serta tenaga medis terus mengalami serangan yang berulang kali, sehingga menambah parahnya krisis yang tengah berlangsung di wilayah tersebut.
Serangan udara intensif yang dilakukan Israel sejak Selasa lalu telah menyebabkan lebih dari 700 warga Palestina kehilangan nyawa dan lebih dari 1.000 orang lainnya mengalami luka-luka. Serangan ini juga menyebabkan kesepakatan gencatan senjata serta pertukaran tahanan yang sebelumnya disepakati sejak Januari berantakan.
Sejak Oktober 2023, jumlah korban jiwa akibat agresi militer Israel terus meningkat. Lebih dari 50.000 warga Palestina, yang mayoritas terdiri dari perempuan dan anak-anak, telah terbunuh. Selain itu, lebih dari 113.000 orang lainnya mengalami luka-luka akibat serangan brutal yang dilakukan di Gaza.
Tindakan yang dilakukan Israel di Gaza telah mendapat perhatian dunia internasional. Mahkamah Pidana Internasional (ICC) bahkan telah mengeluarkan surat perintah penangkapan pada November lalu terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu serta mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant. Mereka dituduh melakukan kejahatan perang serta kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Serangan yang terus berlanjut di wilayah tersebut semakin memperburuk krisis kemanusiaan, dengan rumah sakit yang kewalahan menangani korban dan pasokan medis yang semakin menipis. Organisasi kemanusiaan internasional telah berulang kali mendesak agar akses bantuan kemanusiaan dibuka dan serangan terhadap tenaga medis dihentikan.
Sementara itu, masyarakat dunia terus mengecam agresi yang dilakukan oleh Israel, dengan berbagai unjuk rasa dan pernyataan dari pemimpin dunia yang menuntut penghentian kekerasan serta perlindungan bagi warga sipil di Gaza. Namun, hingga kini, situasi di lapangan masih jauh dari kata membaik, dengan semakin banyak korban berjatuhan setiap harinya.
Dengan semakin meningkatnya eskalasi konflik, tekanan internasional terhadap Israel diharapkan dapat membawa perubahan dalam kebijakan militer mereka di Gaza, meskipun prospeknya masih penuh ketidakpastian.