23 April 2025
Nvidia mengkritik kebijakan baru pemerintahan Biden

Faktabiz – Nvidia, salah satu raksasa teknologi asal Amerika Serikat, merilis pernyataan yang mengkritik kebijakan baru yang diterapkan oleh pemerintahan Presiden Joe Biden terkait pembatasan ekspor chip kecerdasan buatan (AI). Aturan ini bertujuan untuk memperketat pengawasan aliran chip AI ke negara-negara asing, yang diyakini akan memberikan dampak signifikan terhadap dominasi AS dalam teknologi AI global.

Dalam pernyataannya, Nvidia menilai kebijakan tersebut sebagai langkah yang “belum pernah terjadi sebelumnya dan salah arah.” Mereka menyebutkan bahwa kebijakan ini dapat membahayakan posisi AS sebagai pemimpin dalam teknologi AI. Nvidia mengingatkan bahwa pemerintahan Donald Trump pada periode pertama telah meletakkan dasar yang kuat bagi kesuksesan AS dalam teknologi AI. Pemerintahan sebelumnya, menurut Nvidia, berhasil menciptakan lingkungan yang mendukung industri AS untuk bersaing dan berkembang berdasarkan prestasi, tanpa mengorbankan aspek keamanan nasional.

Perusahaan teknologi ini juga menekankan pentingnya teknologi AI yang kini digunakan oleh perusahaan dan universitas di seluruh dunia untuk mengembangkan sektor-sektor penting seperti kesehatan, pertanian, manufaktur, dan pendidikan. Teknologi AI tersebut turut berkontribusi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi serta membuka potensi negara-negara dalam berbagai bidang.

Namun, Nvidia menilai bahwa kemajuan ini kini terancam oleh kebijakan baru yang diperkenalkan oleh pemerintahan Biden. Kebijakan tersebut mencakup pembatasan akses terhadap aplikasi komputasi AI arus utama melalui aturan yang disebut sebagai “difusi AI.” Nvidia menyebutkan bahwa kebijakan ini bukan hanya akan menghambat inovasi di tingkat global, tetapi juga berpotensi memperlambat pertumbuhan ekonomi.

Nvidia berpendapat bahwa meskipun aturan ini terlihat seperti langkah untuk “anti-China,” kebijakan tersebut justru tidak akan meningkatkan keamanan nasional AS. Sebaliknya, kebijakan tersebut berpotensi mengontrol teknologi yang sudah tersedia di pasar global, termasuk teknologi yang banyak digunakan pada perangkat keras konsumen, seperti PC gaming yang kini sudah dipasarkan secara luas.

Pembatasan ekspor chip AI ini diberlakukan beberapa waktu setelah pemerintahan Biden menerapkan kebijakan serupa sepekan sebelum Presiden Biden meninggalkan jabatannya. Langkah tersebut dianggap sebagai usaha terakhir untuk mencegah negara-negara pesaing, terutama China, mendapatkan akses ke teknologi AI terbaru yang dianggap sangat vital untuk masa depan ekonomi dan pertahanan global.

Menteri Perdagangan AS, Gina Raimondo, dalam keterangannya kepada wartawan pada Minggu (12 Januari), menjelaskan bahwa kebijakan ini dirancang untuk melindungi teknologi AI tercanggih. Ia menambahkan bahwa langkah ini bertujuan memastikan agar teknologi tersebut tidak jatuh ke tangan musuh asing, tetapi tetap memungkinkan penyebaran luas dan berbagi manfaat dengan negara-negara mitra yang memiliki komitmen sejalan dengan nilai-nilai keamanan AS.

Dalam hal ini, pembatasan yang diterapkan oleh pemerintahan Biden terhadap ekspor chip AI ini menunjukkan perbedaan pandangan yang tajam antara pihak pemerintah dan industri teknologi, yang khawatir akan dampaknya terhadap inovasi dan daya saing global. Nvidia, dengan pengalamannya dalam bidang chip dan AI, berpendapat bahwa pembatasan ini justru akan memperlambat proses inovasi dan perkembangan ekonomi di tingkat global.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *