17 Maret 2025
daya beli masyarakat tetap stabil meski terjadi inflasi

https://www.antaranews.com

Faktabiz – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian menegaskan bahwa meskipun inflasi mengalami kenaikan, daya beli masyarakat Indonesia tetap terjaga. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Tito saat kunjungan ke Pasar Induk Tanah Tinggi di Kota Tangerang, Banten, pada hari Jumat. Kunjungan ini dilakukan untuk mengevaluasi harga komoditas pangan di pasar dan untuk mengonfirmasi apakah kenaikan inflasi memberikan dampak signifikan terhadap daya beli masyarakat.

Tito mengungkapkan bahwa meskipun inflasi meningkat, angka tersebut tetap terkendali dan tidak terlalu tinggi. “Meskipun inflasi terjadi, namun dampaknya tidak terlalu signifikan. Artinya, daya beli masyarakat tetap terjaga,” jelas Tito dalam keterangannya. Menurutnya, meski ada sedikit tekanan inflasi, kondisi ini masih dapat dikelola dengan baik, sehingga masyarakat tetap mampu membeli barang dan kebutuhan dasar mereka.

Dalam kesempatan tersebut, Tito juga menjelaskan mengenai inflasi inti, yaitu inflasi yang mencakup barang-barang non-pokok. Ditekankan bahwa indikator inflasi inti menunjukkan tren peningkatan, tetapi masih berada dalam batas aman. Hal ini menggambarkan bahwa meskipun harga barang non-pokok meningkat, daya beli masyarakat terhadap barang-barang tersebut masih terjaga. “Untuk melihat kondisi daya beli yang lebih akurat, inflasi inti perlu diperhatikan, yaitu harga barang non-pokok di luar makanan dan minuman,” tambahnya.

Selama kunjungan ke pasar, Tito juga berdialog langsung dengan pedagang untuk memantau kondisi pasokan dan harga beberapa komoditas penting, seperti cabai merah, bawang merah, beras, dan minyak goreng. Data yang disampaikan oleh Penjabat (Pj.) Wali Kota Tangerang dibandingkan dengan kondisi di lapangan. Salah satu temuan yang dilaporkan adalah penurunan harga cabai rawit, yang menjadi perhatian dalam pertemuan tersebut.

Tito juga menyoroti kenaikan harga yang terjadi pada saat libur besar seperti Natal dan Tahun Baru (Nataru). Dikatakan bahwa kenaikan harga pada masa tersebut adalah hal yang wajar dan mengikuti pola musiman yang terjadi setiap tahun, serupa dengan lonjakan harga saat Lebaran. “Kenaikan harga barang dan jasa saat Nataru adalah hal biasa, karena permintaan memang meningkat pada waktu-waktu tertentu,” ujarnya.

Meski demikian, Tito menegaskan bahwa Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa meskipun ada kenaikan harga, secara keseluruhan inflasi barang dan jasa tetap stabil. Dijelaskan bahwa pemerintah terus berupaya menjaga kestabilan harga dan memastikan pasokan barang mencukupi di seluruh wilayah Indonesia.

Sebagai bagian dari upaya tersebut, Tito berharap agar pemerintah daerah memantau kondisi pasar dan menjaga stabilitas harga. Pentingnya memastikan pasokan komoditas yang terus tersedia guna mendukung daya beli masyarakat di tengah dinamika ekonomi juga ditekankan. “Kami berharap pemerintah daerah lebih aktif dalam memantau kondisi pasar dan berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk menjaga kestabilan harga serta mencegah kelangkaan komoditas,” kata Tito.

Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan inflasi tetap terkendali dan daya beli masyarakat tidak terganggu, meskipun ada beberapa faktor eksternal yang mempengaruhi dinamika harga di pasar. Kunjungan Tito ke pasar ini menjadi salah satu langkah nyata untuk memastikan harga tetap wajar dan daya beli masyarakat terjaga di tengah situasi ekonomi yang terus berkembang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *