23 April 2025
Mengatasi Darurat Sampah dan Transisi Energi

Sumber: antaranews.com

Faktabiz – Wakil Ketua MPR RI, Eddy Soeparno, mengajak perguruan tinggi untuk turut serta dalam menangani persoalan darurat sampah yang kini tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga pada kesehatan dan aspek sosial masyarakat. Menurutnya, kampus memiliki peran strategis dalam menciptakan inovasi dan teknologi yang dapat diaplikasikan untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Dalam keterangannya yang diterima di Jakarta pada Jumat, ia menyampaikan bahwa MPR RI siap bekerja sama dengan kampus dalam menghasilkan solusi nyata terkait penyelamatan lingkungan dan percepatan transisi energi. Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan akademisi guna menciptakan kebijakan yang berbasis pada riset serta dapat dipertanggungjawabkan.

Pernyataan tersebut disampaikan dalam kegiatan MPR Goes to Campus yang berlangsung di Universitas Airlangga (Unair), Surabaya, Jawa Timur. Acara yang mengangkat tema Urgensi Transisi Energi dan Mencegah Dampak Perubahan Iklim ini bertujuan untuk menggali masukan dari akademisi terkait perumusan kebijakan dalam bidang energi terbarukan.

Eddy mengungkapkan bahwa dari 56 juta ton sampah yang dihasilkan setiap tahunnya, hanya sekitar 40 persen yang dapat dikelola dengan baik. Sementara itu, alokasi anggaran dari pemerintah daerah untuk pengelolaan sampah masih tergolong rendah, yakni di bawah satu persen.

Ia juga menyoroti bahwa Pemerintah Kota Surabaya telah berhasil menerapkan teknologi waste to energy melalui Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Benowo. Menurutnya, contoh tersebut bisa menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk mengoptimalkan pengelolaan sampah dengan pendekatan berbasis energi terbarukan.

Lebih lanjut, Eddy menjelaskan bahwa program MPR Goes to Campus bukan hanya sekadar forum diskusi, tetapi juga menjadi wadah bagi MPR RI untuk mendapatkan saran dari akademisi dalam merancang kebijakan publik yang lebih efektif. Ia menegaskan bahwa universitas memiliki keunggulan dalam riset serta analisis berbasis data, sehingga dapat memberikan kontribusi besar dalam menghadapi berbagai tantangan lingkungan dan energi.

Sebelum kunjungannya ke Unair, Eddy bersama tim telah mengadakan program serupa di berbagai kampus ternama, seperti Universitas Indonesia (UI), Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Universitas Diponegoro (Undip). Ia meyakini bahwa melibatkan akademisi dalam perumusan kebijakan merupakan langkah penting agar setiap keputusan yang diambil memiliki dasar ilmiah yang kuat.

Dalam kesempatan yang sama, Rektor Unair, Prof. Dr. Mohammad Nasih, menyambut baik tema yang diangkat dalam diskusi tersebut. Ia menilai bahwa pembahasan mengenai transisi energi sangat relevan dengan kondisi global saat ini, terutama mengingat perubahan iklim yang semakin ekstrem, seperti banjir besar dan suhu panas berkepanjangan.

Prof. Nasih juga mengapresiasi keseriusan Eddy Soeparno dalam membangun sinergi antara pemerintah dan akademisi. Menurutnya, pendekatan berbasis ilmu pengetahuan sangat diperlukan dalam menyusun kebijakan yang berdampak luas bagi masyarakat.

Ia menambahkan bahwa Universitas Airlangga siap untuk berkontribusi dalam upaya mencapai pertumbuhan ekonomi berkelanjutan yang menargetkan angka delapan persen. Dengan melibatkan kampus dalam proses pembuatan kebijakan, diharapkan solusi yang dihasilkan dapat lebih efektif serta dapat diterapkan dalam skala yang lebih luas.

Kolaborasi antara pemerintah dan akademisi dalam menangani masalah sampah dan transisi energi menjadi langkah penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Dengan adanya inisiatif seperti MPR Goes to Campus, diharapkan lebih banyak solusi inovatif yang dapat diterapkan guna menghadapi tantangan global di masa depan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *