12 Februari 2025
Erupsi Gunung Semeru: Letusan Setinggi 700 Meter, Warga Diminta Tetap Waspada

https://www.antaranews.com

Faktabiz – Gunung Semeru, yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur, kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya. Pada Jumat pagi, 3 Januari 2025, gunung tertinggi di Pulau Jawa ini mengalami erupsi dengan tinggi letusan mencapai 700 meter di atas puncaknya. Kolom abu vulkanik yang terbawa letusan mencapai ketinggian 4.376 meter di atas permukaan laut, menciptakan pemandangan dramatis yang sekaligus menjadi pengingat bahaya bagi masyarakat di sekitarnya.

Liswanto, petugas di Pos Pengamatan Gunung Semeru, melaporkan bahwa kolom abu yang keluar berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang dan arah angin membawa abu ke utara. Aktivitas vulkanik ini masih terus berlangsung saat laporan tersebut disampaikan.

Tak hanya pada 3 Januari, erupsi Gunung Semeru juga tercatat beberapa kali terjadi sebelumnya, tepatnya pada Rabu, 1 Januari 2025. Erupsi pertama terjadi pada dini hari pukul 00.24 WIB dengan tinggi kolom letusan mencapai 800 meter. Selanjutnya, letusan kedua terjadi pukul 05.54 WIB dengan tinggi 500 meter. Aktivitas ini terdeteksi melalui seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi mencapai 144 detik.

Rentetan erupsi terus berlanjut di hari yang sama. Pada pukul 06.01 WIB, letusan mencapai ketinggian 600 meter, diikuti dengan erupsi berikutnya pada pukul 06.12 WIB dengan ketinggian yang sama. Aktivitas vulkanik memuncak pada pukul 07.03 WIB dengan tinggi letusan mencapai 700 meter.

Hingga saat ini, Gunung Semeru masih berstatus waspada. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan sejumlah rekomendasi untuk memastikan keselamatan masyarakat. Warga dilarang melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak gunung. Area ini merupakan jalur utama aliran awan panas dan material vulkanik yang sangat berbahaya.

Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk menjaga jarak setidaknya 500 meter dari tepi sungai yang berada di sepanjang Besuk Kobokan. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi potensi perluasan aliran lahar atau awan panas yang dapat menjangkau hingga 13 kilometer dari puncak gunung.

Rekomendasi lain yang dikeluarkan PVMBG adalah melarang aktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah Gunung Semeru. Area tersebut sangat rawan terkena lontaran batu pijar yang dapat membahayakan nyawa. Masyarakat di sekitar lereng gunung juga diminta meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman awan panas, guguran lava, dan aliran lahar yang mungkin terjadi saat hujan lebat. Beberapa sungai yang perlu diwaspadai antara lain Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, Besuk Sat, dan anak-anak sungainya.

Menurut Liswanto, perubahan aktivitas vulkanik Gunung Semeru dapat terjadi kapan saja. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk terus memantau informasi dari pihak berwenang. Langkah mitigasi bencana dan pencegahan risiko menjadi prioritas utama dalam menghadapi kondisi seperti ini.

Masyarakat di sekitar Gunung Semeru diminta untuk tidak panik, tetapi tetap waspada dan patuh pada arahan resmi dari otoritas terkait. Keselamatan adalah prioritas utama, terutama dalam menghadapi ancaman dari salah satu gunung berapi paling aktif di Indonesia ini. Dengan mengikuti rekomendasi yang telah diberikan, risiko bahaya dapat diminimalkan, sehingga masyarakat tetap aman meski berada di kawasan rawan bencana.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *